Ikan Nila (Oreochromis niloticus) sudah dikenal sebagai ikan konsumsi air tawar oleh masyarakat.
Jenis ikan ini cukup mudah dibudidayakan dan telah lama dipelihara oleh masyarakat secara tradisonal untuk konsumsi keluarga.
Dalam skala usaha bisnis, budidaya ikan nila memerlukan metode budidaya yang lebih intensif seperti input pakan dan kontrol kualitas air yang lebih baik.
Saat ini, ikan nila telah menjadi salah satu komoditas perdagangan dengan metode budidaya yang semakin berkembang pula.
Beberapa pihak yang terkait dalam aktivitas budidaya ikan nila, kemudian mengembangkan standar budidaya ikan agar pengelolaannya lebih bertanggungjawab.
BMP ini merupakan panduan yang merangkum cara budidaya ikan nila yang telah dilakukan di Indonesia, khususnya di Danau Toba, serta menerapkan salah satu standar internasional dalam budidaya ikan nila secara bertanggungjawab, yaitu ISRTA (International Standard for Responsible Tilapia Aguaculture).
Baca juga: Jual Bibit Ikan Nila Murah
Saat ini, ikan nila telah menjadi salah satu komoditas perdagangan dengan metode budidaya yang semakin berkembang pula. Beberapa pihak yang terkait dalam aktivitas budidaya ikan nila, kemudian mengembangkan standar budidaya ikan agar pengelolaannya lebih bertanggungjawab.
PERENCANAAN BUDIDAYA KJA IKAN NILA
A. Pemilihan Lokasi
- Perairan di lokasi karamba jaring apung (KJA) tidak bergelombang besar ataupun ada terpaan angin yang kencang.
- Lokasi mudah dijangkau, misalnya sarana transportasi ke lokasi.
- Dekatdengan sumber pakan dan benih
- Tidak dekat dengan sumber limbah baik dari pabrik, peternakan, pertanian, muara sungai maupun limbah rumah tangga.
- Usahakan meletakkan keramba di perairan dimana jarak antara dasar keramba dan dasar perairan minimal 10 meter, untuk menghindari fluktuasi air.
- Mempunyai arus dan sirkulasi air yang cukup untuk mendapatkan Oksigen yang baik.
- Dekat dengan sarana jalan dan penerangan.
- Hendaknya jauh dari daerah pariwisata, jalur pelayaran umum atau kegiatan manusia lainnya agar tidak mengganggu ikan yang dipelihara.
- Pengaturan tata letak KJA harus dilakukan untuk menghindari kejenuhan suatu wilayah dan juga eutrofukasi wilayah perairan tersebut.
Baca juga: Jual Benih Ikan Nila Unggul
B. Sarana dan Prasarana Sistem Karamba Jaring Apung Budidaya Ikan Nila
Karamba apung adalah rangkaian kerangka terapung untuk menempatkan jaring wadah budidaya.
Sarana Karamba:
- Wadah budidaya, yaitu berupa jaring.
- Rumah jaga dan gudang, sebagai tempat perlindungan bagi pekerja dan penyimpanan fasilitas budidaya serta penyimpanan pakan.
- Kerangka karamba, berupa bahan dari bambu, kayu, pipa besi, kemudian pelampung dari bahan drum plastik atau besi.
- Perlengkapan karamba lainnya seperti gunting, sikat, keranjang, wadah plastik untuk grading, timbangan, cool box untuk menyimpan pakan, serok, perahu atau kapal.
Prasarana Penunjang :
- Akses transportasi
- Akses komunikasi
- Jaringan listrik
- Sumber air tawar
C. Konstruksi Karamba Jaring Apung
Desain Konstruksi Karamba Jaring Apung
Karamba Jaring Apung terdiri dari komponen berupa: rakit apung, kantong atau kurungan jaring, pelampung dan jangkar. Cara pembuatan masing-masing komponen tersebut adalah sebagai berikut:
1) Rakit Apung
Pembuatan rakit apung dapat dilakukan di darat dengan terlebih dahulu membuat kerangka sesuai dengan ukuran misalnya 8 x 8 m atau lebih tergantung pada jaring yang akan digunakan, atau ukuran lainnya 6 x 6m, atau 12 x 6 m. Kerangka rakit apung akan lebih efisien jika menggunakan pipa besi.
Kerangka ini berfungsi sebagai tempat peletakan kurungan yang berbentuk segi empat dan rakit ini terbuat dari bahan bambu, kayu atau pipa galvanis anti karat.
Setiap unit kerangka dapat terdiri dari 2 atau 4 kurungan tetapi secara ekonomi setiap unit dianjurkan sebanyak 4 (empat) buah kurungan.
Kerangka ditempatkan di lokasi budidaya dengan diberi jangkar sebanyak 4 buah agar tetap pada tempatnya atau tidak terbawa arus.
2) Pelampung
Untuk mengapungkan sarana budidaya termasuk rumah jaga diperlukan pelampung. Pelampung dapat digunakan drum plastik volume 200 Liter.
Untuk menahan satu unit rakit dengan 4 buah kantong ukuran 6 x 6 x 4m, diperlukan pelampung 24 — 30 buah, tergantung beban.
Pelampung diikat dengan tali polyethylene (PE) yang bergaris tengah 0,8 – 1,0 cm. Kedalaman jaring yang terendam minimal 3 meter.
3) Kantong (Kurungan Jaring)
Kantong berfungsi sebagai wadah pemeliharaan ikan yang terbuat dari bahan polyethylene (PE) D.18 dengan lebar mata jaring antara 0,75 -1 Cm sehingga ikan selama budidaya 2 tidak lepas ke perairan.
Usahakan menggunakan jaring luar untuk menahan ikan lolos dari kantong budidaya.
Bentuk kurungan disesuaikan dengan bentuk kerangka rakit yaitu empat persegi dengan ukuran 6 x 6x 4m. Jaring apung yang telah siap, kemudian dipasang pada kerangka rakit dengan cara mengikat ke empat sudut bagian atas pada setiap sudut kerangka.
Pola pembuatan kurungan dan cara pengikatan dapat dilihat pada Gambar 2 dan Gambar 3 dan sehingga kerangka jaring apung tetap terbentuk bujur sangkar, maka pada sudut bagian bawah jaring diberi pemberat.
4) Jangkar
Jangkar berfungsi untuk menahan sarana budidaya agar tidak bergeser dari tempatnya akibat pengaruh arus dan angin ataupun gelombang.
Setiap inti keramba jaring apung dipergunakan jangkar 4 buah yang terbuat dari cor semen dengan berat masing-masing 50 kg satu titik.
Tali jangkar (diameter : 12-20 mm) pada umumnya memiliki panjang 1,5 kali kedalaman perairan guna menghindari
tenggelamnya jaring pada saat ada arus dan permukaan air di waduk, reservoir naik.
Keramba dilengkapi dengan alat perangkap yang dipasang di antara keramba atau kanal air limbah untuk mengambil contoh kelolosan ikan.
BENIH IKAN NILA
a. Pemilihan Benih
Benih harus berasal dari hatchery atau pembenihan yang mempunyai cara pembibitan yang baik serta mempunyai catatan mengenai On asal induk, pakan, obat yang digunakan dan lain- lain, sehingga diperoleh benih yang baik dan sehat dari hasil melakukan seleksi benih yang baik.
Baca juga: Jual Benih Ikan Nila Unggul Harga Murah