Budidaya ternak belut kini mulai banyak diminati. Hal ini tentu tak lepas dari tingginya permintaan pasar akan belut yang dinilai kaya nutrisi untuk kesehatan tubuh.

Baca juga: Jual Bibit Ikan Murah

Tidak hanya itu saja, beberapa sumber juga mengatakan bahwa cara membudidayakan jenis ikan tawar yang satu ini juga tergolong mudah.

Terdapat dua cara untuk melakukan budidaya ternak belut, yaitu budidaya dengan media drum dan tanpa lumpur.

Keduanya memiliki keunggulan masing-masing dan akan dibahas lengkap hingga masa pemanenan. Penasaran? Yuk, simak ulasan lengkap mengenai cara budidaya ternak belut berikut ini.

Cara Budidaya Ternak Belut di Dalam Drum

Budidaya ternak belut di dalam drum biasanya dilakukan untuk mensiasati ketersediaan lahan yang dimiliki. Selain itu, budidaya dengan cara ini terbilang lebih hemat, karena total biaya yang dikeluarkan hanya sekitar Rp 500 ribu hingga Rp 1 juta saja. Berikut beberapa tahap yang perlu dipersiapkan dalam memulai budidaya ternak belut di dalam drum:

Baca juga: Jual Benih Ikan Unggul

1. Menyiapkan kolam drum

Kolam drum disebut pula kolam semi permanen karena masa pemakaiannya yang kurang awet. Meski begitu, tidak sedikit dari pebisnis yang masih menggunakan media drum lantaran harganya lebih terjangkau.

Sebelum menggunakan drum, bersihkan terlebih dahulu seluruh bagiannya baik di dalam maupun luar, hingga tidak ada lagi tersisa kotoran. Hal ini penting untuk keberlangsungan budidaya ternak belut yang bakal kamu lakukan.

Kemudian, lubangi bagian atas drum dengan bentuk memanjang dan letakkan drum di tanah datar serta berikan pengganjal pada bagian kanan dan kiri agar drum tidak mudah menggelinding.

Buatlah pula saluran pembuangan, dimana kamu bisa memanfaatkan bagian bawah drum dan atap untuk melindungi belut dari sengatan matahari.

2. Media tumbuh untuk keberlangsungan hidup belut

Menyiapkan media tumbuh yang tepat juga menjadi salah satu faktor keberhasilan dalam budidaya ternak belut. Kamu bisa menggunakan lumpur kering, pupuk TSP, kompos, serta starter mikroorganisme dengan takaran yang tepat sebagai bahan untuk media tumbuh.

Nantinya, media tumbuh yang telah dibuat harus diletakkan dalam kolam drum. Untuk memudahkan kamu dalam membuat media tumbuh, berikut langkah-langkahnya.

  • Gunakan jerami dengan ketebalan sekitar 50 cm untuk melapisi bagian dasar drum.
  • Siram starter mikroorganisme sebanyak 1 liter untuk masing-masing drum.
  • Berikan pula kompos atau tanah humus dengan ketebalan 7 cm setelah starter mikroorganisme dilapisi pada bagian dalam drum.
  • Pada lapisan atas, kamu bisa menaburkan lumpur kering dan pupuk TSP sebanyak 5 kilogram.
  • Terakhir, isi bagian dalam drum dengan air bersih hingga 14 hari, sampai terjadinya proses fermentasi. Perlu diingat bahwa belut yang ingin dibudidayakan tidak bisa dimasukkan bersamaan dengan media tumbuh hingga proses fermentasi terlewati.

3. Memilih bibit yang berkualitas

Serupa dengan budidaya lainnya yang dilakukan, pemilihan bibit juga menjadi salah satu faktor penting dalam pertumbuhan belut. Oleh karena itu, kamu perlu memilih bibit belut yang berkualitas.

Baca Juga: Jual Bibit Ikan Nila Murah dan Unggul

Ciri-cirinya ialah sehat, memiliki pergerakan yang lincah, serta ukurannya seragam kira-kira sekitar 10 hingga 12 cm. Hal ini dimaksudkan agar antar belut yang satu dengan lainnya tidak saling memakan, terlebih belut berukuran kecil selalu menjadi incaran.

4. Pemberian pakan terbaik

Budidaya ternak belut tidak akan berjalan lancar bila kamu lalai dalam memperhatikan kualitas pakan yang diberikan. Karena pakanan yang bergizi tentunya bakal mempengaruhi pertumbuhan dari belut itu sendiri.

Kamu bisa memberikan pakanan sekitar 5 sampai 20% tergantung dari bobot belut. Untuk belut kecil, sebaiknya diberikan cacing, larva ikan, kutu air, dan kecebong dengan takaran 0,5 kg-1 kg.

Sedangkan belut dewasa, bisa diberi katak, bekicot, belatung, dan ikan dengan takaran 1,5 kg-2 kg selama tiga hari sekali pada waktu sore hari.

5. Masa panen dalam budidaya ternak belut

Umumnya proses pemanenan belut terjadi dalam kurun waktu 3 hingga 4 bulan saja, tergantung dari bobot dan panjang dari benih belut. Untuk cara pemanenannya, bisa dilakukan dengan sebagian dan total.

Kalau kamu melakukan pemanenan sebagian, maka kamu bisa menyisakan belut-belut kecil untuk dibesarkan kembali saat masa panen selanjutnya.

Kamu bisa menjual belut dengan harga sekitar Rp 30 ribu hingga Rp 50 ribu per kilogram. Apabila yang ingin dijual adalah belut konsumsi, maka harganya jauh lebih murah tergantung dari bentuk dan isiannya sendiri.

Cara Budidaya Ternak Belut Tanpa Lumpur

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa budidaya ternak belut tak hanya bisa dilakukan dengan media drum saja. Kalau kamu memiliki modal lebih, agaknya memilih cara budidaya ternak belut tanpa lumpur merupakan pilihan tepat.

Cara ini tidak jauh berbeda dengan budidaya ternak belut di dalam drum. Hanya saja pada budidaya tanpa lumpur ini, kamu perlu memperhatikan beberapa hal, seperti pembuatan kolam pembesaran dan cara perawatan belut yang tepat.

Perihal pembuatan kolam, kamu bisa mempersiapkan kolam pembesaran dengan tipe terpal ataupun semen dengan penyangga yang kuat guna meminimalisir pemborosan lahan.

Terlebih bila ukuran kolam yang kamu buat tidak terlalu besar namun dapat menampung banyak bibit didalamnya.

Kemudian untuk perawatannya sendiri, kamu perlu memperhatikan kualitas air yang ada di dalam kolam. Mengingat hewan yang satu ini sering mengeluarkan lendir sebagai bagian dari pertahanan diri, sehingga jelas mempengaruhi tingkat pH air.

Apabila pH air sudah melebihi batas normalnya yaitu 7, air di dalam kolam tersebut harus segara dinetralkan dengan alat sirkulasi yang memadai. Karena semakin bagus sirkulasi udaranya, maka akan semakin stabil pula tingkat oksigen yang ada di dalam kolam.